Beberapa waktu yang lalu di bulan April 2011 emas berkali-kali mencapai rekor tertinggi, kalo dalam rupiah tertinggi sampai 430 ribu per gram.
Namun beberapa waktu yang lalu anjlok jadi 415 ribu lagi,,,, soooo,
apakah emas ini sarana yang bagus untuk berinvestasi? kita lihat dulu
tabel di bawah ini,,,
dari Gambar 1 diatas terlihat bahwa pada tahun 1994 harga emas masih sebesar Rp. 24.000an dan tetap datar sampai tahun 1998 saat krisis terjadi.
Karena keadaan krisis dan terjadi ketidakpastian ekonomi, harga emas
saat itu mencapai Rp. 150.000,- namun turun kembali seiring stabilnya
situasi. Harga emas saat itu selain memang harganya melambung tinggi,
juga disebabkan karena nilai kurs Rupiah yang melemah terhadap dollar hingga Rp 20.000 per USD, sedangkan harga emas di pasar komoditas dinilai dengan dollar.
Setelah itu harga emas merangkak naik perlahan-lahan sampai anjlok
tahun 2008 akhir dan naik kembali secara drastis di 2009. setelah itu
harga naik turun dengan tren naik hingga saat tulisan ini dibuat harga
emas kemarin adalah sekitar Rp. 415.000,-. Apabila kita hitung dengan
rumus CAGR (Compund Annual Growth Rate)
maka akan kita temukan bahwa dengan harga emas pada 1994 adalah Rp. 24.000,- dan harga emas di 2011 adalah Rp. 415.000,- (17 tahun) makan akan kita temukan tren pertumbuhannya adalah 18,25% per tahun. Pertumbuhan yang cukup bagus apabila dibandingkan dengan bunga deposito.
Return yang dihasilkan mungkin kurang lebih sama dengan Reksadana
Campuran, namun menurut saya bisa digunakan sebagai diversifikasi
portofolio investasi anda.
Jadi bagaimana apabila kita bandingkan dengan reksadana. sebagai
sampel yang saya pakai adalah Reksadana Schroder Dana Prestasi Plus
(SDPP) yang merupakan reksadana saham. Bagaimana kinerjanya? kita lihat
tabel performa di bawah ini
Berikut kinerja SDPP selama 10 tahun terakhir dengan harga awal sebesar Rp. 1000,- pada bulan September 2000 dan Rp. 21.250,- harga terakhir di Me1 2011
. Masih dengan CAGR kita akan mendapatkan angka pertumbuhan per tahun
sebesar 34%. Angka yang cukup fantastis apabila dibandingkan dengan
pertumbuhan emas.
Namun nampak perbedaan keduanya adalah Emas lebih sedikit terpengaruh oleh krisis keuangan sistemik daripada reksadana. Hal itu nampak pada krisis 1998 harga emas naik drastis, dan pada tahun 2008 emas hanya turun sedikit kemudian rebound kembali. High Risk High Return, itulah prinsip umum berinvestasi. sehingga emas yang “Beta”nya lebih kecil, potensi gainnya pun lebih kecil daripada reksadana dan begitu juga sebaliknya.
Investasi mana yang cocok untuk anda? tergantung oleh tipe investor
seperti apakah anda? apabila anda tipe moderat agresif, maka Reksadana
Saham cocok untuk anda. Tapi bila anda konservatif, saya sarankan
menggunakan Emas.
Apapun sarana Investasi anda, saya sarankan anda tetap berinvestasi dengan konsisten.
Karena dengan tidak berinvestasi, anda perlahan sudah kehilangan nilai
uang anda yang digerus inflasi. Itulah resiko tidak berinvestasi
Tidak ada komentar :
Posting Komentar